Tawarkan Hidup Berkualitas, Adhi Commuter Properti Fokus Kembangkan Hunian TOD

JAKARTA, 16 September 2021 – PT Adhi Commuter Properti (ADCP), pengembang properti terintegrasi dengan transportasi massal pertama dan terbesar di Indonesia, terus fokus mengembangkan proyek hunian berbasis transit oriented development (TOD) yang berjarak nol (0) kilometer dari stasiun LRT Jabodebek.

Direktur Utama Adhi Commuter Properti (ADCP) Rizkan Firman memaparkan, lokasi proyek-proyek hunian ADCP berkonsep TOD, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung gaya hidup masyarakat perkotaan, yang sangat dekat dengan simpul-simpul transportasi umum, menjadi nilai tambah utama yang memudahkan mobilitas masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

“Konsep hunian TOD yang menempel langsung kepada transportasi massal di Jabodetabek sangat relevan bagi masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Apalagi hunian kami dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung gaya hidup masyarakat. Inilah yang menjadi daya tarik dari hunian yang tengah kami kembangkan,” ujar Rizkan dalam acara Media Gathering yang dilaksanakan pada Kamis (16/9/2021).

Lebih jauh Rizkan menjelaskan ada tiga keuntungan yang ditawarkan oleh proyek-proyek ADCP yang dekat dan terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi utama, baik light rapid transit (LRT ) maupun moda transportasi umum lainnya. Pertama, imbal hasil yang superior. Kedua, akses transportasi yang lebih mudah dan memadai untuk pergerakan orang dan barang yang akan berdampak pada efisiensi waktu.

Ketiga, kontribusi terhadap upaya mengurangi polusi udara dengan hadirnya hunian yang terintegrasi dengan transportasi massal di tengah masyarakat yang mulai memiliki kesadaran tinggi terkait isu-isu sosial dan lingkungan.  Ditambah lagi di properti yang dikembangkan ADCP ini terdapat kawasan lifestyle mallshopping arcadeculinary streetthematic shop housescommunity plaza, dan commercial area.

LRT akan menjadi salah satu tulang punggung transportasi massal di Jabodebek (Jakarta - Bogor - Depok - Bekasi), di samping kereta rel listrik (KL), mass rapid transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT). Presiden Joko Widodo pada Juni 2021menyebutkan bahwa LRT Jabodebek akan beroperasi pada Juni 2022. Saat ini berbagai proyek properti TOD ADCP berada di posisi yang tepat bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari pengoperasian jalur LRT yakni Cibubur – Cawang, Cawang – Dukuh Atas, Cawang – Bekasi Timur. Jumlah penumpang LRT diprediksi mencapai hingga 675.000 orang per hari pada 2025 nanti. Optimisme ADCP juga terekam dalam kinerja perusahaan yang mencatatkan hasil positif.

Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza mengatakan animo masyarakat akan hunian konsep TOD yang dikembangkan ADCP terbilang tinggi. Penjualan pre-sales untuk proyek-proyek ADCP hingga kini sebesar 58,1% untuk 12 proyek yang saat ini dikembangkan.  

Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama. Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi. Konsep TOD sudah diterapkan di Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Copenhagen,” ujar Indra.

Indra menambahkan perusahaan memiliki proses yang sangat terstruktur dan efisien pada cash conversion cycle. Dalam pengembangan proyek, dari mulai start konstruksi sampai dengan serah terima membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan yakni untuk landed house atau rumah tapak, dan sekitar 36 bulan untuk proyek hunian bertingkat.

“Pada dasarnya kami memiliki siklus pendapatan yang cukup cepat disertai dengan metode pengembangan yang efisien dan periode launch to transfer untuk menjaga pertumbuhan fundamental bisnis yang positif,” ujar Indra.

Direktur Pengembangan Bisnis ADCP Rozi Sparta menyebutkan bahwa pihaknya optimistis akan bisnis hunian TOD yang tengah dikembangkan perusahaan. Hal ini tak terlepas akan adanya dukungan pemerintah berupa pelonggaran PPN hingga 100% untuk properti bernilai hingga Rp2 miliar dan 50% untuk properti bernilai lebih dari Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.

Di samping itu, dari sisi makro ekonomi, proporsi penduduk muda Indonesia yang lebih besar dan meningkatnya pendapatan rumah tangga diyakini akan menjadi pemacu permintaan terhadap sektor properti di masa mendatang meski kini berbagai sektor masih terdampak pandemi Covid-19.

“Kami mengharapkan pemulihan yang signifikan dari pandemi Covid-19 dengan massalnya pemberian vaksinasi, sehingga akan meningkatkan kembali mobilitas masyarakat. Keberadaan hunian yang berada tepat di akses transportasi publik akan turut membantu masyarakat mengurangi biaya mobilitas, mengurai kemacetan di wilayah Jabodetabek, sekaligus menekan tingkat polusi udara, sehingga kondisi sosial ekonomi masyarakat akan turut meningkat, termasuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan berbagai program pemerintah menyelesaikan masalah transportasi akan efektif,” ujar Rozi.